Participatory culture
Budaya partisipatif (Participatory culture) merupakan budaya dimana individu pribadi (publik) tidak bertindak sebagai konsumen saja, tetapi juga sebagai kontributor atau produsen ( prosumers ). Misalnya dalam sebuah Forum kita tidak hanya menjadi konsumen untuk mendapatkan informasi namun juga kita bisa menjadi produsen yang memberikan informasi. Dalam hal ini istilahnya kita tidak hanya menggurui tapi juga berguru karena tidak ada orang yang benar-benar ahli hanya ada orang yang sedikit lebih memiliki skill/informasi daripada orang lain untuk memberikan informasinya. Adapun bagian-bagian dari Budaya partisipatif (Participatory culture) :
- Mobilitas (Mobility) yaitu mudahnya pengaksesan informasi dengan berbagai macam gadget.
- Interaktivitas (Interactivity) yaitu fitur-fitur yang membuat kita lebih interaktiv dalam menggunakan gadget.
- Identitas (identity) yaitu berupa nama, foto, hoby, dan lain sebagainya dalam social media.
Penyebab Budaya Partisipatif (Participatory culture)
Penyebab timbul budaya tersebut di mulai dari rasa ingin tahu atas semua hal yang terjadi menimbulkan 2 sifat manusia yaitu pasif dan aktif, maka menimbulkan perbedaan orang bersifat aktif lebih tinggi rasa ingin tahu dan melakukan tindakan terhadap hal tersebut, sedangkan orang bersifaf pasif memiliki sifat yang rasa ingin tahu tingah tapi tidak seperti orang aktif.
Dampak positif Budaya partisipatif (Participatory culture)
Dampak positif akan budaya tersebut menimbulkan karakter yang bagus mulai dari sifat dan logika pemikiran lebih baik berguna dalam melakukan hal atau kegiatan yang sedang berlangsung atau membuat suatu rancangan kegiatannya, menghasilkan karya-karya baru dan berguna. Mendapatkan ataupun memberikan informasi yang cukup baik dan cepat.
Dampak negatif Budaya partisipatif (Participatory culture)
Kurangnya pengetahuan dengan perkembangan zaman yang terjadi dan menerima informasi secara bulat tanpa memahami terlebih dahulu serta mencari sumber-sumber lain yang valid, nyamannya di zona konsumen dalam suatu hal dan tidak pernah menjadi suatu orang yang berperan dalam suatu kegiatan, interaksi buruk yang terjadi satu sama lain, lemahnya interaksi sosial secara nyata.
Konvergence media
Kata “konvergensi” sering digunakan untuk merujuk ke berbagai proses yang berbeda, sehingga terkadang menimbulkan kebingungan. Konvergensi media adalah penggabungan atau menyatunya saluran-saluran keluar (outlet) komunikasi massa, seperti media cetak, radio, televisi, Internet, bersama dengan teknologi-teknologi portabel dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital.
Dalam perumusan yang lebih sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya, komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal.
Gerakan konvergensi media tumbuh berkat adanya kemajuan teknologi akhir-akhir ini, khususnya dari munculnya Internet dan digitisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan ”tiga-C” (computing, communication, dan content).
Jika dijabarkan di level perusahaan, maka konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia konten (penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan hiburan).
Dalam perumusan yang lebih sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya, komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal.
Gerakan konvergensi media tumbuh berkat adanya kemajuan teknologi akhir-akhir ini, khususnya dari munculnya Internet dan digitisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan ”tiga-C” (computing, communication, dan content).
Jika dijabarkan di level perusahaan, maka konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia konten (penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan hiburan).
- Dampak positif
Lebih mudah, praktis dan efisien. Tidak perlu punya dua media kalau ternyata bisa punya satu media saja dengan dua fungsi.
- Dampak negatif
Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu menjadi serba praktis dan otomatis.
Digital divide
Konsep dari kesenjangan digital
Istilah "kesenjangan digital" pada dasarnya merupakan kesenjangan ekonomi dan sosial terkait dengan akses, penggunaan, atau dampak tekonologi informasi dan komunikasi. Ketikdaksamaan dalam hak akses pada komputer dan internet antara kelompok yang didasarkan pada satu atau lebih. Kesenjangan sosial tentang perbedaan akses antara berbagai kelompok sosial karena hambatan sosio - demografis seperti kelas , pendapatan, pendidikan , jenis kelamin, usia dan ras
"Academics have generally defined the digital divide as being primarily about the gap
that exists between people who have access to the digital media and the Internet and
those who do not have any access."
Berdasarkan pengertian terseut dapat disimpulkan bahwa kesenjangan digital kesenjangan yang ada antara orang-orang yang memiliki akses ke media digital dan internet dan mereka yang tidak memiliki akses apapun.
Namun, beberapa sarjana percaya bahwa masalah kesenjangan digital bersifat multidimensi dan lebih kompleks dari sekadar persoalan akses ke media digital dan internet oleh berbagai orang , negara dan wilayah (lihat Hassan 2004; Norris 2001; Servon 2002 ) . Mereka berpendapat bahwa mendefinisikan membagi hanya berdasarkan akses ke komputer dan internet sebenarnya sederhana dan tidak hanya melemahkan keseriusan masalah , tetapi juga solusi potensial untuk masalah dalam hal kebijakan publik . Seperti Lisa Servon berpendapat , kesenjangan digital ' telah didefinisikan sebagai masalah akses dalam arti sempit kepemilikan atau izin untuk menggunakan komputer dan Internet ' ( Servon 2002: 4 ) . Dia berpendapat bahwa kepemilikan dan akses tidak selalu jumlah untuk digunakan dalam semua kasus karena beberapa orang yang memiliki akses pengguna mungkin tidak terampil internet atau dalam kasus di mana mereka memiliki keterampilan , mereka mungkin tidak menemukan konten yang relevan online untuk menjadi pengguna konsisten. Sedangkan akses fisik ke komputer dan internet tentunya merupakan salah satu variabel kunci untuk menentukan kesenjangan digital , ada kebutuhan untuk memperluas konsep dengan melihat bagaimana faktor-faktor lain seperti membaca , melek teknologi , isi, bahasa , jaringan dan biaya yang berkaitan dengan akses internet , membantu dalam pemahaman tentang kesenjangan digital .
Dampak positif dan negatif
- Kesenjangan digital bagi sebagian orang yang belum mengenal atau menerapkan teknologi adalah masyarakat dapat termotifasi untuk ambil bagian dalam peningkatan teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan teknologi masa kini yang dapat menyatukan atau menggabungkan berbagai informasi, data dan sumber untuk dimanfaatkan sebagai ilmu bagi kegunaan seluruh umat manusia melalui penggunaan berbagai media dan peralatan telekomunikasi modern. Dengan menggunakan berbagai media, peralatan telekomunikasi dan computer canggih, Teknologi Informasi akan terus berkembang dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan peradaban umat manusia di seluruh dunia. Kemajuan peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad informasi ini telah memudahkan manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya.
- Kemajuan Teknologi Informasi itu terlahir dari sebuah kemajuan zaman, bahkan mungkin ada yang menolak anggapan, semakin tinggi tingkat kemajuan yang ada, semakin tinggi pula tingkat kriminalitas yang terjadi. Kehadiran internet ditengah masyarakat menimbulkan dampak positif dan Negatif, ibarat sebilah pisau, tergantung pemakainnya. Bila digunakan untuk hal-hal yang benar dan bermanfaat akan sangat membantu menyelesaikan pekerjaan, tetapi jika jatuh ditangan orang jahat akan membahayakan orang lain. Misalnya ; Pembobolan Kartu Kredit, pembobolan kartu kredit (Credit Card Fraud) dengan modus mencuri dan memalsukan kartu kredit. Perbuatan ini menimbulkan kerugian pada pemilik kartu Bank penerbit bahkan merugikan Negara.
- Bagi mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin.
- Kemajuan Teknologi Informasi itu terlahir dari sebuah kemajuan zaman, bahkan mungkin ada yang menolak anggapan, semakin tinggi tingkat kemajuan yang ada, semakin tinggi pula tingkat kriminalitas yang terjadi.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar