Urbanisasi,
Adaptasi
Waktu.
A.
Pendahuluan
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh, pada kali ini saya berkesempatan untuk menyampaikan suatu opini
pemikiran mengenai hubungan antara “Urbanisasi” dengan “Adaptasi waktu” yang
mana sebenarnya dual hal ini merupakan suatu hal yang mutlak dan tak bisa
dipisah.
Saya menulis artikel ini berdasarkan
beberapa survey orang yang berada disekitar saya, yang mana pada umumnya adalah
orang “perantau”. Opini yang dikeluarkan oleh para sample saya pun sangat saya
rasakan pada diri saya, karna saya sendiripun juga bergelar sebagai seorang “perantau”.
Psikologi yang mereka hadapi karna
halnya urbanisasi sangat terasa saat mereka menjalani kehidupan sehari hari,
baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan berumah tangga. Namun dengan segala
tanggung jawab serta resiko yang harus mereka hadapi, mereka menjalaninya
dengan ikhlas sehingga adaptasi terhadap waktu itu sendiripun tak berasa
seperti sebuah beban, malah mereka meng anggap perubahan ini membuat mereka
menajadi lebih menghargai “waktu” serta membuka pemikiran dan wawasan mereka.
Lalu apa yang membuat mereka bertahan
untuk memakai gelar “perantu”? Sedangkan kehidupan di negri sendiri mengenai “waktu”
ternyata lebih fleksibel dari pada di kota, apa yang mempengaruhi psikologi
mereka?
B. Pembahasan
Urbanisasi adalah pergeseran populasi
dari daerah pedesaan ke perkotaan, "peningkatan bertahap jumlah orang yang
tinggal di daerah perkotaan", dan cara-cara di mana setiap masyarakat
menyesuaikan diri dengan perubahan ini salah satunya menyesuaikan diri terhadap
“waktu”.
Pada pendahuluan kita sudah membahas
kulit dari pembahasan ini, yaitu mengenai hubungan para “imigran” dengan “waktu”,
dua hal yang mana tidak bisa dipisahkan, karna pada dasarnya jika mereka
memilih untuk pindah dari suatu tempat maka waktu mereka juga berpindah
sehingga mereka harus beradaptasi terhadap wilayah tersebut, tak hanya terhadap
waktu, terhadap peraturannya pun mereka harus beradaptasi sebagaimana pepatah
dari daerah saya yaitu “Dima bumi dipijak disitu langik di junjuang” maksudnya
dalah dimana kita tinggal pasti ada aturannya disana, oleh karena itu para
imigran di tuntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat agar tak terlena dengan
kebiasaan yang mereka lakukan pada saat berada di daerah terdahulu.
Lalu apa yang membuat mereka beradaptasi
dengan cepat? Serta apa yang membuat mereka bertahan dengan intensitas tekanan
tinggi?Saya telah men survei beberapa orang yang berada disekitar lingkungan
saya, dan jawaban mereka dapat saya simpulkan bahwa mereka dapat melakukan itu
semua karna tuntutan hidup, serta ingin bereksperimen, maksudnya adalah
keinginan untuk mengubah garis keturunan agar tak selalu hidup di desa.”Jalani
dengan ikhlas, serta penuh perjuangan, karna hidup harus diperjuangkan dan
bergerak dari zona nyaman” adalah kata kata yang di keluarkan oleh salah satu
orang yang saya survei.
“Perbedaan waktu di desa dan di kota itu
bagaimana?”ini merupakan pertanyaan yang sangat menarik, karna merupakan topik
pembahasan kita, jawaban yang saya dengar pun tak jauh dari dengan yang saya
harapkan, di desa kita tak perlu memikirkan yang namanya kemacetan yang mana menjadi
beban tersendiri bagi seorang urbanisasi, mereka harus menghitung waktu sebelum
berangkat kerja ataupun kuliah, salah perhitungan maka mereka akan kehilangan
waktu di pekerjaan ataupun perkuliahan, hal ini menjadi momok tersendiri bagi
seorang imigran atau urbanisasi bahkan merekapun harus rela jam istirahat
mereka terpakai untuk perjalanan menuju pulang ke rumah, namun kembali lagi ke
statement awal dimana karna tuntutan hidup seorang harus belajar lebih disiplin
dari pada saat mereka berada di desa.
“Lalu apakah sudah mempertimbangkan
dampak buruk saat melakukan urbanisasi?” jika kita melakukan sesuatu tentu
memiliki dampak negatif serta dampak positif, kita sebagai manusia dituntut
untuk meminimalisir dampak negatif tersebut, dampak negatif dari urbanisasi
antara lain seperti terjadinya pelonjakan penduduk dan tak seimbangnya sumber
daya manusia yang ada di desa dan di kota. Namun tak sedikit orang yang
memiliki tujuan untuk ber urbanisasi untuk membangun desa mereka.
Para imigran atau orang yang melakukan
urbanisasi, mereka telah memikirkan sebelum mereka melakukannya, baik dari
dampak dampak yang akan terjadi serta kehidupan mereka didesan, jika mereka
tidak memikirkannya dengan baik maka tak sedikit yang kembali ke desa dengan
tangan kosong dan menjalani kehidupan di desa kembali. Oleh karena itu
pematangan pemikiran juga di perlukan dalam hal urbanisasi karna ini menyangkut
banyak aspek salah satunya yaitu psikologi.
C. Penutup
Urbanisasi merupakan suatu gerakan yang
memilik dampak positif maupun negatif, salah satunya dampak terhadap waktu,
yang mana kita du tuntun untu lebih efektif dalam penggunaan waktu, agar bisa
bersaing dengan orang orang yang telah dahulu menetap pada daerah tersebut,
karna perbedaan waktu di desa dan di kota sangat berbeda tak sedikit orang
mengalami gangguan psikologi pada hari pertama di karenakan banyak waku mereka
terpangkas yang mana seaharusnya digunakan untuk istirahat malah terpakai untuk
hal lain.” Pergi melihat matahari terbit, pulang meilhat matahari terbenam”
adalah gambaran waktu yang terjadi saat berada di daerah perkotaan.
Namun dengan banyaknya tantangan justru
seorang manusia akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya jika ia berada didalam
sebuah tekanan, sehingga pekerjaan yang mereka lakukan akan lebih maksimal baik
untuk diri sendri maupun orang lain, beradaptasilah secepat mungkin sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.